Zaman Modern Tak Butuh Gebukan: Perang Kini Cukup Tekan Tombol Rudal
![]() |
Zaman Modern Tak Butuh Gebukan: Perang Kini Cukup Tekan Tombol Rudal |
Perang Modern Tak Lagi Butuh Gebukan: Saatnya Revisi Pola Latihan Fisik?
Di era kecanggihan teknologi seperti sekarang, peperangan tidak lagi seperti di zaman dahulu yang mengandalkan otot, ketangkasan, dan adu fisik. Dulu, bela diri seperti pencak silat menjadi modal utama untuk bertahan hidup di medan perang. Tapi sekarang? Cukup duduk di ruang kendali, tekan tombol, dan rudal berpemandu akan meluncur sejauh ribuan kilometer.
Perang hari ini lebih banyak dikendalikan lewat sistem elektronik, satelit, dan serangan siber. Tank, drone, rudal balistik, dan senjata otomatis menggantikan peran tangan kosong atau senjata tajam. Artinya, strategi dan kecerdasan teknologi jauh lebih diutamakan ketimbang kekuatan fisik semata.
Latihan Fisik Keras: Masih Perlu Dipertahankan?
Di banyak tempat, latihan bela diri tradisional seperti pencak silat masih menerapkan pola latihan keras: digebuki, dijatuhkan, bahkan dipukul berulang kali demi membentuk mental dan kekuatan. Tapi, muncul pertanyaan yang sah untuk diajukan: apakah cara ini masih relevan di era peperangan modern?
Faktanya, meski latihan keras membentuk daya tahan fisik dan mental, tetapi ketika medan tempur sudah berubah drastis, pendekatan pelatihan pun perlu ikut berevolusi. Apalagi saat ini, perang yang lebih nyata justru terjadi di balik layar komputer dan pusat kendali rudal.
Teknologi Mengubah Segalanya
Perang modern dikuasai oleh:
-
Drone tempur: Menyerang dari jarak jauh tanpa risiko kehilangan personel.
-
Cyber attack: Menyerang sistem negara musuh hanya lewat jaringan internet.
-
Rudal jarak jauh: Menghancurkan markas musuh dari ribuan kilometer.
-
Sistem pertahanan otomatis: Melindungi wilayah tanpa perlu pasukan besar.
Dengan realita seperti ini, latihan fisik ekstrem seperti “digebukin” bisa dianggap kurang relevan untuk tujuan pertahanan modern. Yang lebih dibutuhkan justru kemampuan berpikir cepat, penguasaan teknologi, serta strategi digital.
Silat Harus Adaptif, Bukan Ditinggalkan
Namun, bukan berarti pencak silat harus dilupakan. Silat tetap memiliki nilai seni, budaya, dan pembentukan karakter yang kuat. Tapi untuk keperluan pertahanan nasional, pencak silat sebaiknya diselaraskan dengan kebutuhan zaman—misalnya, fokus pada bela diri untuk keamanan pribadi atau disinergikan dengan pelatihan taktik modern.
Kesimpulan
Perang di zaman sekarang bukan lagi soal seberapa kuat pukulanmu, tapi seberapa cepat jarimu menekan tombol peluncur rudal. Jadi, jika ingin tetap relevan, pelatihan bela diri dan pertahanan harus ikut berevolusi—bukan dengan gebukan, tapi dengan pemikiran cerdas dan penguasaan teknologi.
Tidak ada komentar