Dampak Covid-19 Pramugari Renata Firdasari Banting Setir Menjadi Penjual Kopi
Sedudoshare - Klaten | Renita Fridasari, wanita 23 tahun asal Dukuh Birin, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Jawa Tengah, baru-baru ini mencuri perhatian publik.
Pramugari Renita Firdasari (23) warga Dusun Birin, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten, Jawa Tengah tak mendapatkan tugas terbang saat pandemi virus Corona. Dia banting setir berjualan kopi.
Frekuensi penerbangan berkurang drastis saat pandemi virus Corona. Bahkan, hingga saat ini, penerbangan dari dan keluar negeri masih disetop.
Minimnya penerbangan di temaptnya bekerja, Garuda Indonesia, Rere, sapaan karib Renita, dirumahkan. Dia sempat tertahan di DKI Jakarta yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dalam prosesnya, dia bisa pulang ke Klaten. Setelah berada di rumah, Rere tak betah diam saja.
Baca juga: Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia Saat Ini
"Jadi, awalnya karena dampak Corona ini penerbangan di-lockdown semua. Nah, kami, pramugari, jadi nggak terbang. Bulan ini juga cuti lalu saya mulai rintis usaha warkop ini," kata Renita saat ditemui wartawan di warungnya, Jalan Ki Ageng Pemanahan, Gergunung, Klaten, Sabtu (18/7/2020).
"Sempat di Jakarta tak bisa pulang, pas bisa pulang saya minta pulang sekalian cuti. Lalu dua minggu ini saya mulai usaha ini (warkop)," Rere mengisahkan.
Selama dua pekan di rumah dan tak melakukan apapun membuat Rere salah tingkah. Dia tak bisa diam saja karena bosan melanda.
Awalnya, dia berencana untuk membuka angkringan. Tapi, dia membatalkan niat itu dan menilai usaha warung kopi lebih menjanjikan.
"Saya buka bisnis ini karena sudah kebiasaan kerja jadi kalau tidak kerja juga mau ngapain. Karena saya suka nongkrong di warung burjo saat kuliah dan adik saya juga banyak yang nongkrong jadilah saya buka warung," Rere menjelaskan.
"Diam di rumah ga bisa ya cari kesibukan. Di Klaten Kalau angkringan sudah banyak sehingga berpikir yang di Klaten belum ada tapi bisa buat tongkrongan buat anak-anak apa yang murah," lanjut wanita yang akrab disapa Rere.
Rere mengaku tak canggung atau malu saat melayani para pembeli yang datang ke warungnya, bahkan tak jarang yang meminta foto bersama.
"Pembelinya lumayan yang mayoritas anak muda. Banyak dari mereka yang ingin foto bareng. Ya ga papa yang penting ga disalah gunakan," pungkasnya.
"Niatan mau buka angkringan yang simpel tapi di Klaten sudah banyak. Kasihan mama juga kalau bongkar pasang di pinggir jalan jadi saya sewa ruko saja," Renita menjelaskan.
"Pramugari ya pekerjaan saya kalau memakai seragam tapi kalau saya tidak sedang on duty ya saya hanya warga biasa. Saya nggak pengin baru mau memulai jadi takut karena stereotype atau karena saya pramugari," Rere menambahkan.
Source of Writing: Reza Angsa Kecil
Tidak ada komentar