Kuliner Lontong Kupang dan Lontong Cecek
Sejak tinggal di Jawa Timur, tepatnya di sekitaran Surabaya, Sidoarjo, Pandaan, Pasuruan, ada makanan khas yang dikenal di daerah ini. Makanan itu adalah Lontong Kupang dan Lontong Cecek.
Beberapa waktu yang lalu saya sempat diajak teman saya, dikenalkan dengan makanan ini, tapi ketika itu saya menolak, karena sepertinya rasanya tidak cocok dengan selera saya.
Nah, minggu siang ini, sepulang trip mancing di Porong, saya dan tim mancing mampir ke sebuah warung yang menjual lontong kupang. Mau tidak mau, karena lapar saya juga akhirnya ikut memesan. Dan itulah kali pertama makan.
Kalau mau cari warungnya, rupanya seperti ini ya, intinya sebelum Warung Kelor kalau dari arah Pandaan
Lontong Kupang
Merupakan makanan khas dari daerah pesisir timur Jawa Timur dan sekitarnya, terkenal di Surabaya, Sidoarjo dan Pasuruan. Pada awalnya saya mengira lontong kupang merupakan makanan khas dari Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tapi ternyata kata 'kupang' merupakan sebutan untuk makluk sebangsa kerang-kerangan #mungkin.
Bahan dasar dari lontong kupang ini adalah kupang putih atau dalam bahasa latin disebut Corbula faba H. Merupakan hewan laut semacam kerang, ukurannya sebesar biji beras atau biji kedelai. Bahan makanan ini kemudian diolah, dimasak, dicampur dengan lontong dan kuah santan yang dicampur dengan petis, kemudian ditambahkan perasan jeruk nipis.
Lidah saya merasakan makanan ini cenderung manis gurih. Bagi lidah saya agak aneh dengan makanan ini. Kebetulan yang saya coba siang ini adalah yang spicy alias pedas, jadi saya kurang begitu menikmati kuliner ini. Jika ditanya mau makan lagi apa tidak? Saya akan jawab rasanya tidak, nampaknya bukan selera saya. Ya sama saja seperti kebanyakan orang yang tidak tahu docang, kemudian mencoba docang, pasti akan merasa aneh, sepertinya analoginya seperti itu lah.
Lontong Cecek
Ada lagi kuliner masih dari Jawa Timur. Waktu baca pasti aneh, mungkin dipikir ini lontong dicampur 'cecak'. Dugaan itu salah besar. Kuliner satu ini masih bersaudara dengan lontong kupang model-modelnya.
Pertama kali saya lihat kuliner ini disajikan di meja, saya langsung menyebut ini sih lontong kikil, soalnya dikuah lontong yang berwarna kuning itu ada taburan kikil yang melimpah. Yang jelas masih saudaraan dengan lontong kupang, biasanya dijual barengan dengan kuliner lain yaitu lontong balap.
Sensasi lidah saya merasakan kuliner ini adalah cenderung manis. Agak aneh sih pertama kali makan, tastenya itu aneh deh. Untungnya lontong cecek yang saya pesan ini tidak pedas, jadi saya bisa menyantapnya sampai habis.
Jika ditanya, apakah mau lagi? Hmm, kalau ada ya saya makan, tapi niat beli sendiri rasanya tidak. Saya tidak begitu suka dengan rasanya.
Oh iya, lontong kupang dan lontong cecek yang saya santap siang ini bersumber dari warung yang terletak di Jalan Raya Pandaan Bangil. Kalau tahu Warung Kelor, itu sebelumnya, sebelah kiri dari arah Pandaan. Di bawah ini saya coba tampilan screenshoot GPS nya. Mudah koq carinya, yang jelas warung ini baru pindah di lokasi ini, lokasi sebelumnya saya kurang tahu dimana.
Karena belum nitik di GPS, maka patokannya cari Warung Kelor saja ya, itu jauh lebih mudah sih, karena tidak begitu jauh dari Warung Kelor yang sudah terkenal di Pandaan
Oh ya, untuk harga satu porsi cukup murah, hanya Rp 8.000,- saja. Bagi yang seneng dengan kuliner unik ini, monggo dicoba kalau pas melintas di daerah sini. Warungnya tidak ada namanya, hanya ada spanduk kuningnya di pinggir jalan.
Segitu saja deh catatan saya. Semoga bermanfaat dan buat catatan nostalgia saya tentang kuliner unik seperti ini, yang kebetulan tidak cocok dengan lidah saya. Sampai jumpa dilain kesempatan. Bye. -cpr-
Tidak ada komentar