Breaking News

Pernah Jadi Rumah Sakit, Gedung SMA Negeri 1 Semarang Diresmikan Gubernur Hindia Belanda

Seorang pelajar melintas di depan gedung utama SMA Negeri 1 Semarang, kemarin. Gedung ini dahulu pernah menjadi rumah sakit tentara pada jaman Belanda.Tenggara serta menjadi rumah sakit pada jaman Belanda. 

Sedudoshare - GERBANG besar yang berfungsi sebagai gapura menjadi pemandangan pertama ketika saya berkunjung ke SMA Negeri 1 Semarang yang terletak di Jalan Taman Menteri Supeno Nomor 1, Rabu (24/2) siang.

Setelah melintasi gerbang, terlihat bentuk bangunan setangkup tidak murni. Memiliki dua lantai, dan orientasi bangunan menghadap ke arah timur. Kompleks bangunan sekolah ini juga terdiri dari bangunan utama (sebagai kantor) dan bangunan sayap (sebagai ruang kelas) membentuk seperti huruf Y atau capit udang.

Dari bangunan utama, sayap yang membujur timur - barat, memiliki sudut yang berbeda. Dimungkinkan, karena respons yang direncanakan oleh arsiteknya melihat arah sinar matahari berasal. Sudut pada sayap selatan adalah 99,5 derajat dan sudut pada sayap utara adalah 111,5 derajat. Antara bangunan utama dan bangunan sayap, dihubungkan dengan beratap yang setipe dengan bangunan sayap.

Pondasi bangunan dibuat dari batu, sistem struktur dari bata, dan dinding dari bata yang diplester dan dicat. Sebagian dinding bagian bawah bangunan diselesaikan dengan trisik dari teraso. Atap bangunan utama adalah limasan majemuk, sedangkan bangunan sayap dengan atap limasan bertingkat. Bahan penutup atapnya dari genteng.

Pada bagian serambi di sepanjang sisi depan bangunan sayap yang berfungsi juga sebagai selasar ruang kelas. Serambi lantai satu dinaungi oleh balkon lantai dua, dan disangga oleh deratan kolom bata dan dinding setengah tingginya yang terletak di atas tiang. Sedangkan serambi lantai dua dinaungi oleh atap sosoran dari genteng, yang membentuk atap limasan bertingkat. Atap ini disangga oleh deretan tiang kayu. Teritisan cukup lebar sehingga timbul pembayangan pada selasar.

Pintu pada bangunan sayap berupa pintu berdaun ganda dengan panel kayu, terdapat di sepanjang selasar dan merupakan pintu ruang kelas. Pada dinding atas selasar lantai satu terdapat lubang angin berupa segi empat yang berderet dan membentuk fasaade bangunan yang khas. Jendela pada bangunan utama terdiri dari jendela berdaun ganda dan berpanel kaca. Di atas jendela terdapat atap datar. Dan di atas atap datar ini masih terdapat bovenlicht (lubang ventilasi).

Gaya De Stijl nampak diterapkan pada bangunan sekolah ini, antara lain pada munculnya jendela yang terkotak-kotak pada sudut bangunan. Jendela ini berjajar tegak pada dinding samping bangunan utama.

''Tapak yang dimiliki oleh kompleks bangunan ini seluas 40.250 meter persegi dengan perincian areal untuk bangunan 12.075 meter persegi dan ruang terbuka 28.175 meter persegi,'' kata Wakil Kepala SMA Negeri 1 Semarang Bidang Sarana dan Prasarana, Sugeng Purwoko.

Pada halaman depan juga terdapat taman luas berbentuk trapesium yang ditumbuhi rerumputan. Empat buang gerbang yang membatasi tapak kini tinggal dua. Tapak itu terletak pada pertemuan jalan Menteri Supeno dan Jalan Tri Lomba Juang, yang berupa perbukitan.

Menurut Sugeng, SMA Negeri 1 Semarang menjadi salah satu bangunan kuno bersejarah di Kota Semarang dan sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya. Bangunan yang di bangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada periode 1936 - 1938 dan diresmikan pada  1939 itu merupakan pengembangan dari HBS V (sekolah jaman Belanda) yang telah didirikan sebelumnya di Jalan Pemuda (sekarang SMA Negeri 3 Semarang).

Peresmiannya pun dilakukan oleh Gubernur Hindia Belanda Tjarda van Starkenborg Stahoudi, dengan pesta kembang api yang meriah pada 1939. Kemudian, pada 1942, bangunan itu dikuasai oleh tentara Jepang dan dijadikan Asrama sekolah ''Setelah Belanda mengambil alih gedung, fungsinya diubah menjadi Rumah Sakit Tentara Belanda. Dan pada 1946, fungsinya diubah lagi menjadi sekolah lagi yaitu HBS (Hegere Burger School), AMS (Algement Middlebure School), VHO (Voorbereidend Hoger Onder Wijs), dan MS (Middlebare School),'' jelas Sugeng yang juga guru mata pelajaran Sejarah itu.

Baru pada 12 Desember 1949 setelah pemerintah Belanda menyerahkan kepada Pemerintah Indonesia, gedung itu resmi menjadi Sekolah Menengah Tingkat Atas. Pada 1949-1950 untuk SMA A dan SMA B, SMA A kemudian pindah ke Jl Pemuda dan sekarang menjadi SMA Negeri 3. Pada 1956/1967 SMA B dipecah menjadi SMA B.1 dan SMA B.2 dimana pada 1960/1961 SMA B.1 diubah menjadi SMA 1 dan SMA B.2 menjadi SMA 2 dengan jurusan PAS, PAL, SOS dan BUD.

Pada 1969/1970 SMA 1 dan SMA 2 digabung menjadi SMA 1-2 dengan satu kepala sekolah. Dan pada 1977/1978 SMA 1-2 dipecah menjadi SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 yang kemudian pindah menempati gedung baru di Jalan Sendangguwo Baru No 1. Pada 1978-sekarang untuk SMA Negeri 1 Semarang.

Tidak ada komentar