Kemenag Terus Cermati Masalah Dakwah
JAKARTA, suaramerdeka.com - Kementerian Agama (Kemenag) terus mencermati perkembangan dakwah di tanah air, begitu pula pernak-pernik, dinamika atau masalah yang menyertai kegiatan dakwah tersebut. Demikian dikatakan Staf Ahli Menteri Agama bidang hubungan sosial keagamaan Tengku Abdurrahman dalam acara Silaturahim Syawal 1434 H di Kantor DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Patal Senayan, Sabtu (24/8) siang ini.
"Dakwah dapat melahirkan gagasan-gagasan brilian dan orisinal untuk membangun atau memotivasi umat. Tapi dakwah yang dikembangkan dalam bingkai eksklusivitas cenderung berperan menyemai bibit permusuhan antar umat beragama. Belum lagi masalah komersialisasi dakwah yang mencuat akhir-akhir ini. Dengan berbagai hal tadi, maka kami akan terus mencermati dan membina para dai, demi kemaslahatan umat dan bangsa," kata Abdurrahman.
Menurut mantan Ka Kanwil Kemenag Aceh tersebut, untuk kedepannya, para pendakwah dituntut mampu mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi dakwah, sehingga dapat mengemas dan menyampaikan pesan dakwah secara efektif dengan jangkauan yang luas.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum DPP LDII Prof Dr KH Abdullah Syam mengatakan bahwa LDII sangat menyayangkan terjadinya komersialisasi dakwah dengan berbagai dalih apapun.
"Kami sangat menyayangkan terjadinya pematokan tarif, komersialisasi terhadap dakwah. Kalau tanpa diminta pengundang memberikan tanda terimakasih, kita masih bisa mentolerir. Tapi kalau sudah mematok tarif, dan memberi harga sekian, atau semata-mata membisniskan dakwah untuk kepentingan pribadi sang pendakwah, maka itu sangat disesalkan dan akan menimbulkan kemudharatan," kata Abdullah.
Dia yang juga menggeluti aktifitas dakwah mengaku sudah merasa senang bila apa yang didakwahkan sudah diikuti, ditaati yang hadir sehingga memberikan perubahan dalam diri mereka. Hal itu memberikan kepuasan lahir bathin tersendiri.
"Jadi seyogyanya seorang pendakwah tidak mengusung prinsip 'wani piro', selain itu pihak yang mengundang juga jangan mengkomersilkan event dakwah. Karena kalau sudah seperti itu, dan niatnya untuk memperkaya pribadi dari dakwah, maka pasti menimbulkan kemudharatan," pungkas dia.
( Hartono Harimurti / CN38 / SMNetwork )
Tidak ada komentar