Kaum Bumi Datar Mana Tau, Apa Itu Ekuinoks? Dan Apa Pengaruhnya ke Bumi?
Sedudoshare - Ekuinoks adalah saat Matahari tepat melewati garis ekuator Bumi. Peristiwa ini merupakan awal musim semi di belahan Bumi Utara dan awal musim gugur di belahan Bumi Selatan. Pada Jumat, 20 Maret 2020 lalu, deklinasi Matahari sama dengan nol, itulah yang disebut titik ekuinoks.
Saat itu, Matahari sejajar dengan bidang ekuator atau garis khatulistiwa. Deklinasi Matahari dengan nilai sama namun dalam posisi berbeda akan kembali terjadi pada September 2020 mendatang.
Poros Bumi mengarah pada titik yang sama saat Bumi berevolusi mengelilingi Matahari. Hal ini menyebabkan salah satu belahan Bumi berada lebih dekat dengan Matahari dan belahan Bumi lain lebih jauh. Hal ini yang menyebabkan munculnya musim dan perbedaan panjang siang dan malam. Ya, musim bukan disebabkan oleh jarak jauh atau dekatnya Bumi dengan Matahari.
Ada saatnya poros Bumi tidak condong maupun menjauhi Matahari. Pada saat itu bidang ekuator Bumi sama dengan bidang ekuator Matahari. Hal ini menyebabkan panjang siang dan malam yang sama di kedua belahan Bumi. Peristiwa ini dikenal sebagai ekuinoks (dalam bahsa Inggris: equinox).
Bagi orang yang tinggal di garis khatulistiwa yaitu wilayah yang memiliki nilai lintang tempat pada kisaran 0 derajat seperti kota Pontianak yang berada pada kisaran lintang 0 derajat 5 detik lintang selatan dan 109 derajat 22 menit bujur timur, di siang hari mereka akan menyaksikan saat-saat Matahari berada di titik tertinggi atau tegak lurus di atas kepala atau kulminasi Matahari tepat berada di titik zenith.
Mereka juga akan menyaksikan, secara praktis Matahari terbit tepat di titik timur dan terbenam tepat di titik barat. Bagi daerah yang berada pada lintang nol derajat ini, lama waktu siang praktis sama dengan lama waktu malam. Kala siang dan hari di seluruh dunia juga akan sama rata, yakni masing-masing 12 jam lamanya.
Setelah tanggal 20 Maret lalu, selanjutnya Matahari bergerak ke Utara atau berada di belahan Bumi Utara hingga pada tanggal 20 Juni nanti akan mencapai titik deklinasi terjauh sebelum akhirnya kembali bergerak ke selatan hingga mencapai titik kebalikan konstelasi Aries pada September 2020.
Ekuinoks tidak menyebabkan suhu Bumi menjadi tinggi. Suhu Bumi (khususnya Indonesia) akan tetap biasa saja sekitar 29-31 derajat Celcius.
Source of Writing: Reza Angsa Kecil
Tidak ada komentar