Diary Bukan Kurangi Nyetatus Yang Gak Penting Ini Sosmed
Sedudoshare - Hidup di zaman yang serba digital dan modern adalah suatu rahmat dari Tuhan YME. Media sosial bertaburan, dari mulai Pinterest, Twitter, Facebook, Instagram, atau Path.
Tidak ada salahnya memang, memiliki salah satu media sosial tersebut. Selain memudahkan komunikasi dengan orang yang terpisah jauh, memiliki media sosial membuat orang setidaknya update terhadap situasi berita dan opini terkini.
Di dalam dunia media sosial, kita mengenal istilah posting. Tidak ada filter tertentu yang disediakan media sosial terkait konten yang kita unggah.
Foto liburan, selfie, hingga sekedar bercerita tentang masakan hari ini dan kegiatan kegiatan lain. Bahkan, seringkali kita menemukan postingan yang tidak mendidik sama sekali, seperti gambar-gambar yang tidak senonoh atau kata-kata kasar yang tidak pantas.
Ironisnya, pengguna media sosial tidak hanya remaja menengah berusia 15 tahun ke atas saja, bahkan anak SD pun sudah mengenal apa itu Facebook.
Hal ini seolah membuktikan bahwa tersedianya kolom tanggal lahir pada saat sign up ke media sosial tidak berjalan efektif. Pengguna bisa saja mengarang umurnya sehingga diperbolehkan untuk membuat akun di media sosial tertentu.
Sebagai contoh, Facebook sebenarnya mengharuskan orang-orang dengan usia minimal 17 tahun untuk bisa mendaftar dan membuat akun baru. Akan tetapi, anak tetangga saya yang masih SD kelas 1 pun punya Facebook.
Ketika masih sangat belia, kita seringkali mengucapkan hal-hal bodoh yang seharusnya tidak kita ucapkan, apalagi kepada orang lain. Mungkin maksud kita hanya bercanda saja tanpa ada maksud menyinggung perasaan.
Namun, bisa saja orang itu tidak merasa demikian dan sebaliknya malah merasa sakit hati. Seperti kata pepatah, “mulutmu adalah harimaumu”, kata-kata yang kita ucapkan bisa menjadi tombak bagi orang lain meski tanpa kita sadari.
Saya rasa itulah alasan mengapa media sosial memberi batasan umur bagi para penggunanya. Semakin tua umur kita, semakin besar kita berpikir sebelum bertindak.
Sebagai generasi muda yang terpelajar, seharusnya kita bisa menimbang-nimbang apakah yang kita lakukan benar atau tidak, merugikan orang lain atau tidak.
Kita harus bisa memilah mana yang sebaiknya kita unggah dan mana yang tidak perlu kita unggah, bukan hanya komentar di laman teman saja, namun juga foto pribadi yang kita unggah.
Memang, terkadang kita hanya ingin berbagi secercah cerita tentang hidup kita atau pribadi kita, namun, media sosial bukanlah buku diary yang hanya bisa diakses secara pribadi.
The whole world will know in a click, peeps. Jadi, mari gunakan media sosial secara bijaksana untuk generasi yang lebih pintar!
Tidak ada komentar