Breaking News

First Immpresion ke Masjid Kubah Emas, Depok

Sedudoshare - Saya stay di Depok dimulai mungkin sekitaran tahun 2010, saat itu belum menetap dalam arti stay lama, kadang masih suka bolak-balik Cirebon. Seiring berjalan waktu, akhirnya saya memilih Depok jadi tempat stay selama masih merantau di ibukota Indonesia.

Depok seiring waktu mulai dikenal sebagai kota 'putih', sejarah awalnya Depok dikuasai oleh tuan-tuan tanah Belanda, hingga akhirnya tuan-tuan tanah mewariskan tanahnya pada orang pribumi. Makanya jangan heran memang dulu ada istilah 'bule depok'.

Lambat laun, perkembangan jaman membuat status kepemilikan tanah di Depok berubah, pemilik tanah eks Belanda banyak yang menjual tanahnya, atau perubahan kepemilikan karena warisan, hubungan perkawinan dan sebagainya. Hingga akhirnya saat sekarang, Depok mulai ingin dikenal dengan kota yang lain, yang lebih agamis.

Ilustrasi

Nah di Depok itu ada satu tempat wisata religi yang kerap dikunjungi umat Muslim dari berbagai daerah ketika melintas ke Depok. Tempat itu adalah Masjid Agung Kubah Emas. Masjid ini jadi unik karena pada bagian kubahnya dibangun dari lempengan emas.

Masjid ini sendiri bernama Masjid Dian Al-Mahri. Itulah nama aslinya, hanya lebih mudah diingat karena ciri arsitekturnya yang unik ini. Masjid ini mempunyai daya tampung 20.000 jemaat. Gaya arsitekturnya dari arsitektur Islam, Iran, Indo-Islam. Letak masjid ini berada di tepi Jalan Raya Meruyung, Limo, Depok. Menurut Wikipedia, menara masjid ini setinggi 40 meter.

Masjid ini didirikan oleh Dian Djuriah Rais, alm. Bu Dian alm. ini merupakan pengusaha asal Banten. Usahanya tak hanya di Indonesia, tapi juga di Malaysia, Singapura dan Arab Saudi. Ibu Dian alm. dikenal orang yang dermawan, beliau juga diketahui ikut ambil bagian dalam membangun 1.000 masjid yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Masjid Dian Al-Mahri ini dibangun pada tahun 2001 dan selesai pembangunannya pada tahun 2006. Dibangun diatas lahan seluas 70 hektar, dengan luas bangunan masjid 8.000 meter persegi.

Itulah yang saya rasakan ketika masuk ke komplek masjid ini, luar biasa luasnya. Dari pintu masuk gerbang hingga ke parkiran mobil itu lumayan jauh. Di sekitar masjid ternyata dibuatkan taman sederhana tapi bagus, memberikan kesan hijau, di sisi masjid ada pula kebun mangga dan beberapa hiasan pot bunga.


Saya berkesempatan masuk hingga halaman atas yang berdinding dan berlantai marmer, saya juga sampat ke tempat wudhu, untuk membersihkan kaki. Kebetulan tamu yang saya temani Muslim, beliau meminta saya ikut menemani, jadi saya ikut hingga batas teras masjid bagian dalam.

Padahal menurut saya ini sudah terlalu jauh, saya sudah bilang tunggu di bawah saja, tapi diajak lanjut, ya sudahlah, saya tunggu di sini.

Tapi ini jadi pengalaman pertama, ya seru sih, kaya ada sensasi gimana-gimananya gitu. Akhirnya sambil menunggu tamu saya ibadah, saya menunggui tasnya, sambil saya browsing dan mencatat catatan ini.



Tempat yang baik, semoga bisa terus dijaga dan memberikan manfaat positif, mendekatkan umat pada Tuhan nya. Tidak banyak yang bisa saya dokumentasikan, tapi setidaknya catatan ini bisa jadi pengingat yang baik buat saya, bahwa pernah jalan-jalan ke tempat ini.

Segitu dulu deh, saya masih harus melanjutkan perjalanan menemani tamu, dan sekaligus menutup dua hari tour sederhana keliling Jakarta.

Tidak ada komentar