Breaking News

Catatan Liburan Mudik Idul Fitri 2019

Sejak lulus SMA, pergi merantau ke daerah lain untuk sekolah, setelah lulus sekolah merantau lagi untuk bekerja. Jadi tinggal jauh dari rumah asal sudah jadi kebiasaan. Tapi, jika 'wayahe' liburan, selalu ada keinginan untuk pulang ke rumah.

Mencari waktu libur tidaklah mudah, karena waktu libur yang strategis hanya ada disaat tertentu saja. Momen libur lebaran memang selalu ditunggu, karena temponya yang relatif lebih lama dibandingkan libur lainnya, seperti libur Paskah atau Natal. So, memanfaatkan masa libur lebaran adalah keharusan.

Apa saja sih yang dikangenin dari rumah? Kalau dhitung ya tidak banyak, tapi entahlah kembali ke rumah untuk istirahat, kumpul dengan keluarga ternyata punya 'feel' yang berbeda.


Meskipun rumahnya tidak seperti di desa atau rumah gedongan yang sejuk, adem, hijau ala-ala pedesaan, ya walau hanya rumah sempit dll. Tapi itu semua tidak mengurangi rasa nyaman saat di rumah. Itu kenapa, ketika sudah sampai di rumah, malas aja mau pergi-pergi. Kalau sudah sampai rumah ya pengennya gak kemana-mana.

Hal yang dikangenin dari rumah adalah anggota keluarganya, kedua orang tua, kemudian anggota keluarga lain, lalu kemudian masakan mama tercinta. Biasanya saya selalu request sesuatu 'jajanan' yang tidak saya jumpai di tempat perantauan.


Tahun ini, kebetulan saya tidak banyak request, kali ini saya hanya request es buah (timun suri dan pepaya), bubur sum-sum, bolu black forrest. Sajian yang tak kalah penting ketika lebaran adalah ketupat, nah tahun ini yang tidak ketinggalan juga. H-1 sebelum lebaran, mama sudah siap-siap ketupat, karena baru dimasaknya nanti jadi ketupatnya digantungkan di atas bak mandi, katanya biar tetap segar, kalau ditaruh di tempat lain bisa cepat layu. Maklum saja, suasana di dalam rumah ku ini kalau siang serasa 'oven'.





Es buah timun suri dan bubur sum-sum memang kuliner wajib sih ya, saya pernah membuat catatannya tersendiri dan beberapa catatan lain tentang kuliner tersebut saat lagi kangen. Tapi memang tahun ini lebaran kita tidak pergi kemana-mana, jadi ya full di rumah saja, jadi menyamankan diri di rumah adalah cara terbaik.



Tidak hanya itu saja snack yang sempat dibuat, nyokap ternyata juga buat sambel ati, ketupat. Kebetulan juga dapat sumbangan opor dari teman gereja, ya semakin menambah pilihan sajian pas momen lebaran sederhana di rumah.


Berbeda dengan tahun lalu, pas liburan lebaran kita sekeluarga mudik ke Semarang, pas kumpul keluarga ya banyak makanan saat itu. Kemudian banyak tempat yang dikunjungi tahun lalu.




Bubur sumsum 

Serabi kinca

Meskipun tahun ini tidak ada plan kemana-mana, karena mode prihatin, banyak pengeluaran, maka ya dinikmati saja untuk tahun ini. Berkumpul dengan keluarga inti sudah jadi kebahagian tersendiri.

Ya begini catatan saya untuk libur lebaran 2019 yang jatuh pada 5-6 Juni 2019 ini. Liburnya meski hanya seminggu, tapi ya syukuri saja. Masih beruntung dapat libur kan, kalau gak, makan hati juga sendirian di Jakarta. Pernah sih lebaran di Jakarta dan itu amazing.


Sayangnya pada libur lebaran tahun ini, ada berita duka dari kerabat dekat, kehilangan Kak Piter, yang pada Kamis malam di RS Putera Bahagia. Entahlah, mungkin itu sudah kehendak Tuhan, meski kami dari keluarga dan handai taulan mengganggap ada yang 'salah' soal diagnosa.

Diantara kabar duka itu, selama di Cirebon ya saya juga beruntung bisa wisata kuliner, ya ditraktir makan soto seger Hj. Widodo dan makan bebek goreng di daerah Kesambi. Link tautannya bisa diklik di bawah ini.



Ya begitulah sajian selama lebaran 2019, menyenangkan dan sekaligus juga menyedihkan. Ya setidaknya saya jadi punya cerita dan catatan. Saat ini mungkin tidak perlu, atau ribetlah ngumpulin catatan seperti ini, nulis kaya begini, tapi nanti di saat tahun-tahun yang dijalani saat ini berlalu, catatan ini akan terasa nilainya. Sekian dulu lah, sampai jumpa dicatatan lain, mungkin juga soal mudik tahun depan. Bye. -cpr-

Tidak ada komentar