Breaking News

Jalan-jalan After Pilpres 2019

Niatnya pas pilpres itu bisa manfaatin promo jari bertinta, eh akhirnya malah jadi gigit jari. Soalnya gagal nyoblos karena masalah persyarat administrasi. Rencana buat nyobain promo ya gagal semua. Tapi untung saja, ada 'akamsi' yang bisa nyoblos.

*akamsi = anak kampung sini


Saya memang berencana numpang nyoblos di kelurahan Mba Yanti, karena di sana 'keluarga' yang terdekat. Tapi sayangnya ketua KPPS di sana memutuskan tidak bisa memilih di sana karena alasan admnistrasi.

Pas hari H pilpres ini, saya ke Sidoarjo tidak sendiri, ditemani juga sama Marcel, yang nasibnya tidak bisa memilih. Hanya kalau Marcel memang sudah tahu tidak akan bisa memilih karena memang tidak mempersiapkan sama sekali syarat administrasinya.

Kami berdua akhirnya berskenario seperti WNI yang habis nyoblos, dengan jari bertinta bermodalkan tinta stampel. Alih-alih berharap mirip-mirip tinta pemilu, ternyata hasilnya berbeda jauh. Tinta stampel terlalu encer. Akhirnya rencana kedua nguber promo pemilu gagal total deh. Untung saja, masih ada Mba Yanti yang jarinya bertinta resmi karena berhasil nyoblos.

Sekitar pukul 13:00, setelah selesai menunaikan hajat pemilu, dari rumah Mba Yanti kita bertolak ke arah Surabaya, menuju Mall City of Tommorow (Cito). Tujuan kita ke sana adalah cari bakmi babi, di foodcourt Bakmi Ujung Pandang.



Di Cito kita sempat berkeliling, lihat sana-sini, ya sempat gak jelas juga karena cari tempat kosong di foodcourt penuh semua, orang-orang sehabis myoblos pada jalan-jalan juga, nguber promo pemilu. Dari hasil berkeliling Cito, saya dapat satu barang baru, yaitu kacamata baru dengan style beda. Iya, memang saya lagi mau ganti penampilan.

Ini dia kacamata terbaru saya, new style, new look

Setelah makan siang bakmi babi, putar-putar tak jelas, kami memutuskan pergi ke pusat perbelanjaan lain. Tadinya ingin untuk masang lensa minus untuk kacamata baru ini, pergilah kita ke BG Junction, Surabaya. Di sana ada langganan optik biasa Marcel beli kacamata, di sana katanya murah.

Berangkatlah kita ke BG Junction, membelah Kota Surabaya yang siang menjelang sore itu cukup ramai lancar tapi padat merayap menjelang pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza. Nampaknya banyak orang-orang bermobil yang mau memanfaatkan promo tinta pemilu. Untung saja tujuan kita ke BG Junction, jadi tidak perlu ikut hiruk pikuk mereka di TP.

Sampai BG Junction, langsung kita menuju optik yang Marcel maksud, tapi sayang sekali, optiknya tutup. Sempat coba keliling ke optik lain, tapi harga yang ditawarkan tidak rekomended, alias mahal. Daripada putus asa, Marcel mengajak ke Starbucks, dia mau menukarkan kupon promonya.

Pas lagi antre di Starbucks

Akhirnya kita mlipir ke Starbucks dan bersantai di kedai kopi masa kini ini, sambil ngobrol dan bercanda, ya sambil berfoto juga bergaya dengan kacamata baru.

Total lima jam lebih kita hanya duduk di Starbucks, hanya bermodal dua gelas plastik minuman kopi dan coklat. Dari Starbucks itu ramai, sepi sampai ramai lagi, kita masih betah saja ngobrol bertiga di pojokan.



Karena melihat jam sudah nyaris malam, kita putuskan untuk pulang, soalnya perjalanan kita masih jauh, tujuan Pandaan lho.

Keluar dari BG Junction pun tidak langsung menuju Pandaan, kita sempat ke pasar dulu, Marcel mau cari tukang potong ayam segar langganannya. Setelah dari sana baru kita mulai start menuju Pandaan. Dalam perjalanan, kita mampir lagi ke Superindo, di Sidoarjo. Marcel berbelanja buat kebutuhan dapurnya.

Perjalanan pulang ke Pandaan tidak berjalan mulus. Di tengah perjalanan, sampai di rel kereta Tanggulangin, Sidoarjo hujan turun cukup deras. Saya saat itu single fighter memutuskan berhenti berteduh. Marcel dan Mba Yanti memutuskan melanjutkan perjalanan. Ternyata keputusan mereka itu tepat, meski hujan cukup deras di Tanggulangin, berapa kilometer di depan malah kering tidak hujan sama sekali. Justru saya yang berteduh lalu kemudian pakai jas hujan malah percuma saja. Kerugian saya, sudah tertinggal, saya harus berjas hujan di jalanan kering dari perbatasan keluar Sidoarjo hingga Pandaan.

Fiuh, luar biasa jalan-jalan episode pilpres kali ini. Ya badan sempat lepek kena hujan, tapi sampai Pandaan kering kerontang, itu sesuatu banget. Melelahkan sih, tapi ya menyenangkan juga, karena saya dapat kacamata baru, ya meski belum bisa dipakai setiap saat karena lensanya belum diganti.

Ya begitulah kira-kira catatan jalan-jalan saya ketika pilpres demi memenangkan Pakde Jokowi untuk dua periode. Jalan-jalan ini tentunya jadi kenangan terindah buat saya, bersama adik dan kakak. Pastinya akan jadi kenangan yang tak terlupakan. -cpr-

Tidak ada komentar