Kisah Tentang Seorang Tabi'in 'Atho' Bin Abi Robbah
Seorang Tabi'in yang bernama 'Atho' Bin Abi Robbah (عطاء بن أبي رباØ), sejak lahir dia menjadi budak dan mempunyai cacat dari lahir, yaitu hitam kulitnya, juling matanya, hidungnya sangat pesek, tangannya seperti lumpuh, dan kakinya pincang.
Dia 'Atho' Bin Abi Robbah memiliki majikan perempuan yang meremehkannya dengan menganggap anak ini tidak bermanfaat, umpama diajak membantu di pasar tidak akan bisa membantu pekerjaan, umpama disuruh mengembala kambing tidak mungkin, bisa-bisa dengan kambingnya jalannya lebih cepat kambingnya, akhirnya dimerdekakan. Karena masih anak-anak, dia pulang ke ibunya dengan menangis membayangkan masa depannya akan benar-benar suram.
Bagaimana tidak suram, untuk menghidupi dirinya saja tidak mampu, masih lebih baik jadi budak karena masih diberi nafkah oleh majikannya. Kemudian ibunya berkata "Engkau akan ku jadikan orang yang semua manusia di dunia membutuhkan kamu" (artinya sang ibu khusnuzhon kalau akan memperbaiki keadaan anaknya). Karena dia sudah merdeka dia tidak punya tanggungan bekerja pada majikan akhirnya dia menuntut ilmu di madrasah, masa kecilnya dia habiskan untuk mencari ilmu, karena kalau dia bermain dengan teman-temannya selalu dihina, digoda sehingga pulang dalam keadaan menangis. Saat itu dia berguru termasuk kepada Ibnu 'Abbas, dan tidak lama ketika dia umur belasan tahun dia tampil sebagai 'ulama'.
Saat musim hajji semua sepakat "tidak boleh memberi fatwa di dalam musim hajji kucuali 'Atho' Bin Abi Robbah", sampai kholifah pun harus antri jika mau bertanya saking banyaknya manusia yang bertanya. Bahkan Ibnu 'Abbas mengakui keilmuannya, saat Ibnu 'Abbas datang ke Mekkah manusia bertanya kepadanya Ibnu 'Abbas, kemudian Ibnu 'Abbas berkata "kenapa kalian kumpul hendak bertanya kepadaku padahal dikalangan kalian ada 'Atho' Bin Abi Robbah". Inilah jika Alloh swt sudah berkehendak untuk mengangkat dan meperbaiki kepada ciptaan-Nya bagi Alloh sangat mudah.
'Atho' Bin Abi Robbah |
Bagaimana tidak suram, untuk menghidupi dirinya saja tidak mampu, masih lebih baik jadi budak karena masih diberi nafkah oleh majikannya. Kemudian ibunya berkata "Engkau akan ku jadikan orang yang semua manusia di dunia membutuhkan kamu" (artinya sang ibu khusnuzhon kalau akan memperbaiki keadaan anaknya). Karena dia sudah merdeka dia tidak punya tanggungan bekerja pada majikan akhirnya dia menuntut ilmu di madrasah, masa kecilnya dia habiskan untuk mencari ilmu, karena kalau dia bermain dengan teman-temannya selalu dihina, digoda sehingga pulang dalam keadaan menangis. Saat itu dia berguru termasuk kepada Ibnu 'Abbas, dan tidak lama ketika dia umur belasan tahun dia tampil sebagai 'ulama'.
Saat musim hajji semua sepakat "tidak boleh memberi fatwa di dalam musim hajji kucuali 'Atho' Bin Abi Robbah", sampai kholifah pun harus antri jika mau bertanya saking banyaknya manusia yang bertanya. Bahkan Ibnu 'Abbas mengakui keilmuannya, saat Ibnu 'Abbas datang ke Mekkah manusia bertanya kepadanya Ibnu 'Abbas, kemudian Ibnu 'Abbas berkata "kenapa kalian kumpul hendak bertanya kepadaku padahal dikalangan kalian ada 'Atho' Bin Abi Robbah". Inilah jika Alloh swt sudah berkehendak untuk mengangkat dan meperbaiki kepada ciptaan-Nya bagi Alloh sangat mudah.
Tidak ada komentar