Ilmu Ada Tapi Tidak Diamalkan
Sedudoshare - Di zaman sekarang, ilmu bisa ditemukan di mana saja. Tinggal buka ponsel, ketik kata kunci, maka ribuan artikel, video, dan pendapat para ahli langsung tersaji. Namun ironisnya, semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang, belum tentu semakin baik pula perilakunya. Di sinilah lahir sebuah fenomena klasik namun tetap relevan hingga hari ini: ilmu ada, tapi tidak diamalkan.
Ilmu yang Berhenti di Kepala
Ilmu sejatinya bukan sekadar kumpulan teori yang disimpan di kepala. Ilmu adalah cahaya yang seharusnya menerangi sikap, tindakan, dan keputusan hidup. Namun dalam praktiknya, banyak orang berhenti pada tahap tahu, tanpa pernah naik ke tahap melakukan.
Kita tahu merokok berbahaya, tapi tetap merokok.
Kita tahu menunda pekerjaan itu merugikan, tapi tetap menunda.
Kita tahu kejujuran itu mahal nilainya, tapi masih memilih berbohong.
Ilmu yang tidak diamalkan ibarat lampu yang dimatikan di tengah kegelapan—ada, tapi tidak memberi manfaat.
Mengapa Ilmu Sering Tidak Diamalkan?
Ada beberapa alasan mengapa ilmu sering berhenti di teori:
1. Ego Lebih Besar dari Kesadaran
Merasa sudah pintar sering kali membuat seseorang lupa untuk memperbaiki diri. Ilmu dijadikan alat untuk membanggakan diri, bukan untuk merendahkan hati dan berubah.
2. Takut Tidak Nyaman
Mengamalkan ilmu berarti berubah. Dan perubahan hampir selalu tidak nyaman. Banyak orang memilih tetap berada di zona nyaman meski tahu itu salah.
3. Ilmu Tanpa Keteladanan
Ilmu akan sulit diamalkan jika tidak disertai contoh nyata. Itulah sebabnya nasihat paling kuat sering kali bukan dari kata-kata, melainkan dari perbuatan.
4. Kurangnya Kesadaran Tujuan Hidup
Jika ilmu tidak dikaitkan dengan tujuan hidup yang jelas, maka ia mudah dilupakan dan diabaikan.
Ilmu Tanpa Amal, Amal Tanpa Ilmu
Ilmu dan amal adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
-
Ilmu tanpa amal adalah kesia-siaan.
-
Amal tanpa ilmu bisa berujung pada kesalahan.
Orang yang benar-benar berilmu bukan yang paling banyak bicara, melainkan yang paling konsisten dalam perbuatan. Ia tidak sibuk mengoreksi orang lain, tapi sibuk memperbaiki dirinya sendiri.
Ilmu yang Diamalkan Akan Menghidupkan
Berbeda dengan ilmu yang hanya disimpan, ilmu yang diamalkan justru akan bertambah. Semakin dipraktikkan, semakin dalam maknanya. Semakin dijalani, semakin terasa hikmahnya.
Orang yang mengamalkan ilmu:
-
Lebih tenang dalam bersikap
-
Lebih bijak dalam mengambil keputusan
-
Lebih rendah hati meski berpengetahuan tinggi
Ilmu yang diamalkan akan menghidupkan hati, bukan sekadar memuaskan pikiran.
Belajar dari Kehidupan Sehari-hari
Tidak perlu menunggu menjadi ahli untuk mengamalkan ilmu. Justru kehidupan sehari-harilah ladang terbaik untuk praktik:
-
Ilmu sabar → diamalkan saat diuji
-
Ilmu jujur → diamalkan saat ada kesempatan berbohong
-
Ilmu disiplin → diamalkan saat rasa malas datang
Sedikit demi sedikit, ilmu yang diamalkan akan membentuk karakter. Dan karakter inilah yang pada akhirnya menentukan kualitas hidup seseorang.
Penutup: Ilmu yang Menyelamatkan
Pada akhirnya, ilmu bukan tentang seberapa banyak yang kita ketahui, melainkan seberapa besar yang kita jalani. Ilmu yang tidak diamalkan akan menjadi beban, bahkan bisa menjadi saksi atas kelalaian diri sendiri.
Maka, mari bertanya pada diri sendiri:
“Ilmu apa yang sudah aku miliki, tapi belum aku amalkan?”
Karena ilmu yang paling berharga bukan yang membuat kita terlihat pintar,
melainkan yang membuat kita menjadi lebih baik.
Written by Rahmad Widodo







Tidak ada komentar