Breaking News

Roro Kuning Terdampak Longsor Bukit Panjer Bajulan

KERJA BAKTI: Sejumlah personel TNI dan polisi ikut membersihkan material longsor berupa kayu, lumpur dan bebatuan yang menyumbat aliran sungai di kompleks wisata Air Merambat Roro Kuning. (Andhika Attar - dok-radarkediri)

Sedudoshare - LOCERET, JP Radar Nganjuk- Bukit Panjer di Dusun Magersari, Desa Bajulan, Loceret Senin (2/3) sore lalu. Material longsor dari Alas Kresek itu pun menerjang objek wisata Air Merambat Roro Kuning. Hingga kemarin, air bah bercampur lumpur, batu, dan batang kayu masih memenuhi salah satu objek wisata andalan Kota Angin itu.

Pantauan koran ini, selain lumpur dan bebatuan besar, ada tiga batang kayu berukuran besar yang berdiameter sekitar 70 sentimeter turut terbawa longsor. Material itu memenuhi ruas jalan dari sekitar loket hingga di objek wisata Roro Kuning.

Wakiran, 79, salah satu penjaga objek wisata Roro Kuning mengatakan, hujan turun di kawasan tersebut sejak siang hari. Saat itu, ia sendiri masih berada di pos penjagaan atas. “Pukul 13.00, di sini sudah mulai hujan gerimis. Tapi, di atas (bukit Panjer, Red) sudah deras,” ujarnya kepada koran ini, kemarin.

Hujan tak kunjung mereda di sana. Bahkan, intensitasnya semakin meningkat. Akibatnya, debit air sungai besar yang ada di sisi barat objek wisata itu naik sejak sekitar pukul 16.00. Beberapa warga setempat pun sempat merekam momen tersebut dengan kamera gawainya masing-masing.

Dari video terlihat aliran sungai di sisi timur sangat deras dan bergejolak. Warnanya cokelat pekat. Tanda jika air bah bercampur lumpur dan tanah. Tinggi air juga telah sejajar dengan bibir sungai. Bahkan di beberapa titik telah meluap ke kanan dan kiri sungai.

Pria yang sering disapa Mbah Jenggot itu lalu memutuskan meninggalkan pos jaga untuk turun sekitar pukul 17.00. Hal itu dilakukannya lantaran hujan sudah semakin deras. Ia mengaku mulai mendengar suara gemuruh di atas lereng. “Suara batu-batu di atas bukit,” terangnya.

Kakek bertubuh kurus itu menjelaskan, dirinya merupakan orang terakhir yang meninggalkan kawasan wisata tersebut. Tidak ada lagi pengunjung maupun warga di sana Senin sore lalu. Karenanya, saat longsor terjadi dan bebatuan jatuh sekitar pukul 18.30, tidak ada korban jiwa.

Material batu, kayu, dan lumpur pun langsung tumpah di kawasan wisata tersebut. Jalan di area wisata yang menurun membuat material longsor menggelincir dengan cepat. “Sekitar pukul 20.00 saya cek lagi ke atas, lumpurnya sudah sekitar 10-15 sentimeter,” akunya.

Berdasarkan data yang dihimpun koran ini, bukit Panjer di Desa Bajulan yang berjarak dua kilometer di atas Roro Kuning itu longsor selebar delapan meter. Material longsor melewati air terjun di sisi timur. Adapun air terjun di sisi barat tidak terkena longsoran.

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Soekojono membenarkan bahwa tidak ada korban jiwa akibat hal itu. Pasalnya, pemilik toko yang ada di kawasan wisata tersebut telah meninggalkan lokasi sebelum longsor menerjang. “Penghuni toko-toko di area wisata mengungsi ke rumah keluarganya,” kata Soeko kepada Jawa Pos Radar Nganjuk, kemarin.

Terkait tiga pohon yang melintang jalan, Soeko menegaskan jika kayu tersebut mati. Pohon-pohon itu sendiri merupakan jenis Kemiri dan Pinus. Warga setempat dan petugas memang sengaja tidak langsung menyingkirkan kayu-kayu itu.

“Kayu besar itu di manfaatkan warga untuk bendungan air darurat yang hingga kemarin masih mengalir dari sisi Panjer. Supaya air langsung masuk ke sungai yang besar. Sehingga, air tidak masuk pemukiman,” tegas Soeko.

Roro Kuning Terdampak Longsor:


- Bukit Panjer di atas objek wisata Air Merambat Roro Kuning longsor Senin (2/3) lalu

- Material berupa lumpur, bebatuan, dan batang kayu besar turun ke bawah dan masuk ke objek Wisata Roro Kuning

- Material lumpur juga masuk ke sejumlah toko dan warung di Roro Kuning

- Hingga kemarin siang air sungai meluber ke jalan karena badan sungai tertutup batu dan sampah.

Sumber: https://radarkediri.jawapos.com/

Tidak ada komentar