Breaking News

Misteri Hewan Pintar Pembawa Virus Corona


Sedudoshare - Kita tahu bersama bahwa Kelelewar itu termasuk dalam binatang mamalia. Binatang ini melakukan banyak aktifitas-nya secara terbalik bila dibandingkan dengan binatang yang lain pada umumnya. Hewan giat malam atau hewan nokturnal adalah hewan yang tidur pada siang hari, dan aktif pada malam hari.

Kelelewar lebih memfokuskan diri untuk segala aktifitasnya seperti mencari makan pada malam hari sementara pada siang hari mereka lebih banyak tidur ditempat yang lebih gelap. Binatang ini beragam tentu jenisnya. Ada yang besar sekali yang sering kita sebut dengan kalong. Ukurannya bisa mencapai 1 kilo lebih. Sementara yang sedang yang hanya beberapa ons saja dan ada lagi yang paling kecil (kami sering menyebutnya anrip) ini hanyalah sebesar jari saja. 

Biasanya yang bayak diburu adalah yang berukuran sedang karena dari segi ukuran tidak terlalu kecil serta populasi-nya masih banyak dan gampang dicari juga.

Bagi yang hobby berburu binatang ini maka ada baiknya kita mengenal sedikit tentang binatang nokturnal ini. Dilihat dari sisi dunia kesehatan maka ada yang berpendapat bahwa memakan daging kelelawar dapat menyembuhkan rematik tapi belum pernah mencoba juga.

Makanan binatang ini sangatlah beragam, umumnya mereka memakan yang manis-manis contohnya jambu air, rambutan, mangga dan juga kopi yang sudah memerah.

Kelelawar jugalah yang terkadang menyebar benih dari sebuah pohon hingga tumbuh dimana ia menjatuhkan-nya. Binatang ini umumnya senang bersarang ditempat yang amat gelap contohnya saja di gua atau dipepohonan yang tak terlalu tinggi tapi kegelapan-nya sangat baik. Hal ini menjadi opsi bagi mereka untuk membantu mereka dalam proses penglihatan.

Mereka sangat buta bila terlalu banyak terang dan cahaya. Selain tempat diatas ada satu tempat yang menjadi favorit mereka yaitu di pupus daun pisang. Bila kita perhatikan dengan seksama maka kelelawar adalah binatang yang pintar terlihat dari bagaimana ia mematahkan batang daun pisang hingga bisa dijadikan sebagai sarangnya sendiri.

Mereka akan terhindar dari hujan, sinar dan bahaya lainnya akibat proteksi yang diberikan daun pisang sementara batangnya dijadikan sebagai pusat bergelantungan.

Opsi lain yang mereka sering gunakan adalah di ranting pohon pohonan dan daun salak. Umumnya mereka akan hidup menetap sampai daun yang mereka buat itu rusak.

Dalam satu sarang bisa dihuni oleh lima tau lebih kelelawar yang kebanyakan adalah betina sementara untuk jantannya hanyalah satu ekor saja. Warna jantan umumnya lebih kecoklat-coklatan sementara betina itu hitam gelap. 

Bagaimana jika kelelawar itu memiliki anak?

Umumnya anak kelelawar itu tidak lebih dari dua. Bayinya akan ditempatkan di bawah sayap kiri/kanan dari sang induk. Disana ia akan terjaga dengan baik lengkap dengan asi dari sang ibu yang tepat berada di bagian dadanya, kehangatan-pun akan didapatkan-nya apalagi saat itu bergelantungan.

Induk Kelelawar Menggendong Anak. dok-youtube.com

Pergerakan mereka sangatlah cepat tapi bila mereka bergerak lambat itu bisa berarti bahwa ia mungkin hamil atau menggendong bayi di tubuhnya. Jadi bila anda ingin berburu mereka, maka periksalah tiap daun pisang yang patah dan pastinya anda akan menemukan mereka disana.

Eits ,, Hati-hati dengan langkah anda, sedikit suara bisa membuat mereka lari karena selain matanya telinga adalah sumber info bagi mereka utama di siang hari.

Jadi tinggal meng-gedor, dor, dor! Selain dengan menembak-nya ada satu cara lain yang sering digunakan untuk menangkap binatang ini yaitu dengan menggunakan jaring.

Ada satu jenis pohon yang mereka sangat senangi apalagi saat pohon itu berbunga (saya lupa nama pohonnya) tapi pohon ini memang agak jarang dan memiliki kulit yang sedikit bau. Tiap malam selama musim bunga maka banyak kelelawar akan hilir mudik disana untuk mencicipi bunga pohon itu.

Nah disaat itulah kita memasang jaring itu ketika mereka terjaring maka tinggal di gulung saja jaring-nya pada tuas-nya.

Benarkah Sumber Awal Virus Corona Berasal dari Kelelawar? Ini Penelusuran Para Ahli

Para ilmuwan mengatakan bahwa ular mungkin merupakan sumber asli dari virus corona di Wuhan. Namun, para ahli penyakit menular lainnya mengatakan sumber yang paling mungkin adalah kelelawar. Sejak lama kelelawar memang dikenal sebagai penjahat super biologis.

Seperti dikutip dari laman CNN, Kamis (30/1), Presiden EcoHealth Alliance Peter Daszak mengatakan, "ketika Anda melihat urutan genetik virus, dan mencocokkannya dengan setiap virus corona yang dikenal, kemungkinan terdekatnya berasal dari kelelawar."

Profesor Guizhen Wu dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di China mengatakan, dalam sebuah penelitian yang dirilis oleh jurnal medis Lancet pada hari Rabu(29/1), data yang mereka miliki sejauh ini konsisten dengan virus yang semula berasal dari kelelawar.

Mengapa Kelelawar?

Kelelawar adalah kelompok yang beragam karena memiliki lebih dari 1.300 spesies. Mereka beragam secara geografis, hidup di setiap benua kecuali Antartika. Dibandingkan dengan hewan darat, mereka memiliki umur yang lebih panjang dan banyak bertengger secara bergerombolan di dalam gua. Hal inilah yang memungkinkan mereka berpotensi bersentuhan dengan lebih banyak virus dan dapat bersirkulasi dengan mudah di antara mereka.

Mamalia bersayap telah menjadi reservoir bagi beberapa virus mematikan seperti Marburg, Nipah, dan Hendra. Di mana telah menyebabkan penyakit pada manusia dan juga menimbulkan wabah di Uganda, Malaysia, Bangladesh, dan Australia. Kelelawar sejak lama dianggap sebagai inang alami dari virus Ebola, rabies, SARS dan MERS, serta dugaan sebagai inang dari virus yang sekarang muncul di Wuhan.

Seringkali ada perantara yang terlibat dalam penyebaran virus, seperti SARS pada 2003 tersebar melalui musang, dan MERS yang muncul tahun 2012 tersebar melalui unta.

Salah satu teori menyatakan penyebabnya adalah sistem penerbangan yang dimiliki oleh semua kelelawar tetapi tidak dimiliki oleh mamalia lainnya, ini memungkinkan kelelawar untuk mengembangkan mekanisme yang melindungi mereka dari virus. Ketika kelelawar terbang, mereka meningkatkan metabolisme dan suhu tubuhnya. Ini mirip dengan demam pada manusia dan mamalia lainnya. Dalam skala evolusi para ilmuwan mengatakan, kelelawar dapat meningkatkan sistem kekebalan dan membuatnya lebih toleran terhadap virus.

"Hipotesis di antara para ilmuwan saat ini adalah bahwa sistem kekebalan kelelawar telah diadaptasi selama berabad-abad evolusi karena kemampuan terbang mereka," kata Dr Stathis Giotis, ahli Virologi Departemen Penyakit Menular di Imperial College, London.

Bukan tanpa alasan, para ilmuwan juga telah menemukan beberapa petunjuk yang menjanjikan dalam susunan genetik kelelawar untuk mendukung hipotesis ini.

Para ilmuwan menemukan, kelelawar memiliki lebih banyak virus berbahaya daripada spesies lainnya. Sebuah tim ilmuwan telah mengamati 188 virus zoonosis yang diketahui dan menemukan bahwa kelelawar memiliki proporsi yang jauh lebih tinggi dari spesies mamalia lainnya.

Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah coronavirus Wuhan berasal dari kelelawar dan apakah perantara berperan. Karena pada awalnya wabah ini diduga muncul dari pasar makanan laut yang menjual hewan hidup di Wuhan. Hingga saat ini para ilmuwan tengah berupaya untuk melacak sumbernya baik di laboratorium maupun langsung di lapangan.

Profesor Guizhen Wu mengatakan data menunjukkan virus itu berpindah dari kelelawar ke hewan liar lain yang tidak diketahui, baru kemudian ke manusia. Dia menuturkan tidak ada kelelawar yang dijual di pasar makanan laut dan pada saat wabah corona pertama kali dilaporkan di akhir Desember, sebagian besar spesies kelelawar di Wuhan sedang berhibernasi.

Tidak ada komentar