KHT - Nama Coper Ternyata Nama Sebuah Desa di Jawa Timur
Sedudoshare - KHT - Saya punya nama yang relatif panjang menurut sebagian orang, padahal menurut saya sih biasa saja. Walau memang ketika ujian akhir atau ujian CPNS, yaitu saat mengisi nama di kotak per huruf serasa lama, karena banyaknya huruf yang diisikan dan dihitamkan.
Teman-teman sekolah saya ketika SMA menyingkat nama saya dengan panggilan "Coper" atau "Cooper", dengan panggilan itu serasa lebih mudah. Panggilan itu berlanjut hingga saat ini. Sampai akhirnya saya memberikan nametag untuk saya dari kata itu. Bahkan sampai blog pribadi saya menggunakan kata "Cocoper6" dengan menggabungan kodifikasi tertentu.
Tapi tahukan, nama Coper itu ternyata sudah lebih dulu dipakai sebagai nama desa di daerah Jawa Timur. Namanya Dusun Coper, lokasinya berada di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Dusun ini berada pada ketinggian 103 mdpl.
Desa Coper ini terbagi ke dalam beberapa dukuh, antara lain Dukuh Coper Kidul, Dukuh Coper Kulon, Dukuh Ngrayut dan Dukuh Banaran. Dari keempat dukuh tersebut terbagi ke dalam 8 RW dan 20 RT.
Desa Coper ini punya luas wilayah 203.460 Ha. Penduduknya berkisar 2890 jiwa, itu berdasarkan perhitungan tahun 2010. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, buruh tani, pedagang dan kuli bangunan.
Lalu, kenapa desa ini bisa diberi nama "coper", apakah daerah ini penghasil tambang tembaga (cuprum), biasa orang asing mengistilahkan menjadi "coper". Ternyata tidak begitu, jelas desa ini hanya punya sumber alam dari pertanian, tidak dengan tambang.
Jadi, istilah kata "coper" merupakan penggabungan dari istilah Jawa. "Cuo" berarti mangkok yang terbuat dari tanah liat dan "Lemper" berarti piring yang terbuat dari tanah liat. Ada pula yang bercerita bahwa istilah "Coper" berasal dari kalimat "eco in lemper".
Nah begitulah rupanya informasi singkat mengenai desa yang bernama seperti panggilan sehari-hari saya. Nama desa yang unik, ya sama seperti saya juga unik hahahaha #narsis.
Segitu saja deh catatan siang ini, sambil menikmati sengatan panas dunia. Semoga panas ini lekas berlalu menjadi sejuk ketika nanti musim penghujan tiba.
Tidak ada komentar