Bos Yang Kikir Pantas diMaido (Kisah di Jalan)
Saya tahan arahkan kendaraan truk tersebut untuk menepi sebelah kiri sebelum saya bertanya sang sopir mengatakan minta maaf dia mengakui kesalahannya karena kendaraannya rem tidak baik.
Kami berkomunikasi utk mencari solusi saya meminta sang sopir untuk bertanggungjawab tapi kedua teman sang sopir menunjakan wataknya yg garang dengan tidak mengenakan pakaian sambil memperlihatkan semua tato disekejubur tubuh mereka mungkin untuk membuat saya takut/mundur, saya pikir saya yg benar, saya menunjukan bhw bukan penakut saya mengatakan "ngoni setunjung bajingan baku abis torang disini" kami tidak adu mulut sang sopir mengatakan "pak torang yang salah karna torang tiga kwa dioto ada makang pisang deng rem so nda tal bagus, pak torang ke toko jo pi baku ator deng bos".
Sesampainya di toko sang majikan seolah tidak mau bertanggungjawab. Sang sopir memanggil saya untuk ke sebuah bengkel mobil yang tidak jauh dari toko dia bekerja sesampainya dibengkel kami membahas bersama pemilik bengkel dan disepakati hari senin mobil saya akan dikerjakan langsung selesai dihari itu juga.
Kemudian saya bertanya : Apakah ongkosnya ditanggung oleh bosmu? sang sopir mengatakan tidak "padahal kita so bilang pa bos potong digaji pak" Berapa gaji bapak? per hari Rp.105.000, makang torang cari sandiri pak, hari ini torang tiga blum makang pak cuma makang pisang pak" teman"nya mengiyakan bhw mereka selama 1thn lebih bekerja di toko tsb majikan mereka kikir segelas aqua tidak pernah diberikan, sang sopir dengan wajah memohon sedikit tersenduh dgn air matanya, saya mengambil kue dari dalam mobil saya kemudian saya berikan untuk mereka makan.
Sementara makan saya bertanya lagi. Bagaimana dengan keluarga bapak? Isteri saya sudah meninggal 2thn yg lalu karena sakit. Anak bapak berapa? Anak saya hanya satu tapi sudah meninggal 6 thn yg lalu..
Lalu sekarang bapak sudah menikah lagi? Saya belum menikah saya tinggal sendirian di sebuah mes, sang sopir meneteskan air matanya dan dia mengatakan "saya minta maaf pak, bapak le pe oto kita so tabrak malah bapak se makang kukis pa kita, ibu kita minta maaf, ade-ade om minta maaf".
Menggugah hati saya kemudian saya bersepakat bersama isteri saya untuk tidak membebankan ongkos dan memaafkan kepada sang sopir.. karena sang sopir ; Mengakui kesalahannya, gajinya akan dipotong bagaimana dengan hidupnya makan saja sulit, beretikat baik, dia hidup sendiri isteri dan anaknya sudah meninggal.
Dan musibah ini kami keluarga tidak apa-apa. Saya juga menyadari bahwa pernah mengalami masa-masa sulit dan pernah merasakan susah kerasnya hidup ini karena saya lahir dari keluarga petani yang susah.
Sedikit ceritaku...🙏 oleh netizen Facebook
Tidak ada komentar