Apa Jawaban Dari Setiap Pertanyaan
Sedudoshare - Stereotype adalah buah pemikiran orang-orang awam. Sekarang zaman sudah maju, peradaban sudah modern, buang jauh-jauh pemikiran seperti itu!. Filsafat adalah hal yang penting dalam kehidupan, mampu menjawab segala pertanyaan dengan metode berpikir yang logis dan tidak terikat norma dan dogma.
Untuk kamu yang belum, atau bahkan tidak mau belajar filsafat, segeralah berpikir dua kali, karena:
1. Menjadi seorang yang kritis
Dengan belajar filsafat, kamu bisa memiliki pemikiran yang kritis. Filsafat akan membentuk pemikiran diplomatis, yang bisa menjadikan kamu peka terhadap lingkungan sekitar, dan juga bertindak anti-apatis.
2. Mampu berpikir secara rasional dan logis
Disamping itu, filsafat juga bisa membentuk kamu menjadi seorang pemikir yang logis dan rasional. Dengan metode berpikir seperti ini, kamu bisa mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan dengan baik.
3. Berpikir independen
Pemikiran independen adalah hasil berpikir secara pragmatis dan terbuka. Kamu juga berusaha mengambil jalan tengah agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Memang, berpikir secara konvensional akan membuat hidup kamu menjadi sistematis, tapi berpikir secara independen membuat kamu bisa melangkah lebih jauh. Selain itu, berpikir independen berarti kamu tidak 'hidup' berdasar pemikiran orang lain.
4. Berpikir fleksibel
Filsafat itu sifatnya dinamis, tidak terbelenggu dalam satu aturan-aturan dan kaidah. Ini akan membuat kamu memiliki fleksibilitas berpikir, memiliki kemauan untuk mencoba hal baru. Tidak harus 'terikat' dengan ide-ide lama, karena kamu bisa menggantinya dengan ide-ide baru yang lebih efektif.
5. Memperluas wawasan
Memiliki wawasan yang luas akan membuat kamu lebih terampil di berbagai bidang. Ingat, peradaban dunia dibangun berdasar dari berbagai macam pemikiran. Di samping itu, kamu akan memahami berbagai macam teori-teori dalam kehidupan, sehingga kamu menjadi sadar, betapa berharganya kehidupan.
6. Mampu menganilis setiap permasalahan
Filsafat mengajarkan kita untuk bisa mempertahankan pendapat, serta bisa mengembangkannya secara sehat, menggunakan nalar yang tepat, tidak menggunakan otot dan tidak menggunakan ototritas intervensi.
7. Menjadi seorang yang skeptis
Bukan berarti kamu harus menjadi agnostik atau atheist, namun ini lebih ke arah bagaimana kamu mengamati lingkungan dan situasi sekitar. Menjadi seorang yang skeptis berarti kamu tidak langsung percaya pada suatu peristiwa atau berita, tapi kamu harus bisa menemukan bukti yang kredibel serta valid, agar tidak termakan berita hoax.
8. Memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi berdasar sebab-akibat
Prinsip ini disebut juga kausalitas, bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti ada sebab yang mengawalinya. Ketika kamu ditanya tentang bagaimana sesuatu bisa terjadi, kamu tidak lagi menjawab "Tidak tahu", karena kamu sudah memiliki jawabannya.
Pada dasarnya, Filsafat adalah jawaban dari setiap pertanyaan. Mungkin di benak kamu sering terlintas pertanyaan seperti:
"Siapa kita?", "Untuk apa kita hidup?", "Apa itu kehidupan?", "Dari mana asalmu?", "Ke mana kamu akan pergi?", Dan "apa yang akan kamu lakukan?"......
Kamu bisa menemukan metode dan cara yang tepat, untuk bisa memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Apakah sesungguhnya filsafat itu? Pertanyaan itu telah diajukan sejak lebih dari dua puluh abad yang silam dan hingga kini tetap dipertahankan orang. Kenyataannya sampai saat ini masih banyak orang mengira bahwa filsafat adalah sesuatu yang rahasia, mistis, dan aneh. Adapula yang menyatakan bahwa filsafat adalah kombinasi dari astrologi, teologi dan psikologi.
Selain itu karena filsafat adalah induk dari segala ilmu pengetahuan (mater scrintiarum) maka cukup banyak pula orang yang menganggap filsafat sebagai ilmu yang paling istimewa, ilmu yang menduduki tempat paling tinggi diantara seluru ilmu pengetahuan yang ada. Karena itu filsafat hanya bisa dipahami oleh orang-orang jenius, sehingga dianggap terlalu sulit dan pelik.
Sebaliknya adapula yang menganggap filsafat hanyalah “omong kosong” yang tidak memiliki kegunaan praktis, dimana filsafat adalah sejenis “ilmu” yang mengawang tanpa memiliki dasar pijakan yang konkreet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karena filsafat berbicara tentang apa saja, padahal suatu disiplin ilmu hanya mengacu pada satu obyek tertentu, maka filsafat tidak dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu.
Salah satu kelebihan manusia yang tidak dimiliki oleh mahluk-mahluk lain adalah keingintahuannya yang sangat dalam terhadap sesuatu di alam semesta ini, sesuatu yang diketahui oleh manusia itu disebut pengetahuan.
Bahwa apabila pengetahuan itu diperoleh melalui indera manusia, disebut pengetahuan indera (pengetahuan biasa). Jika pengetahuan tersebut diperoleh mengikuti metode dan sistem tertentu serta bersifat universal disebutlah pengetahuan itu sebagai pengetahuan ilmiah.
Selanjutnya apabila pengetahuan itu diperoleh melalui perenungan yang sedalam-dalamnya (komtemplasi) sampai kepada hakikatnya, munculah pengetahuan filsafat. Jika pengetahuan itu bersumber dari keyakinan terhadap ajaran suatu agama, pengetahuan semacam itu disebut pengetahuan agama. Bahwa dengan demikian kebenaran itu dapat berupa kebenaran inderawi, kebenaran ilmiah, kebenaran filsafat, dan kebenaran agama.
Tidak ada komentar