Jalan-jalan Iseng by Transportasi Umum
Sudah berjalan mungkin sebulan ya, saya tidak pulang Iliangkutan umum, ada rasa kangen. Paling terakhir ya sejak sekembalinya saya dari Pandaan. Sempat waktu itu kembali ke rutinitas awal, tapi hanya tahan beberapa hari, hingga akhirnya saya putuskan pulang seminggu sekali.
Oleh karena itu, pastinya saya jadi jarang naik angkutan umum. Ternyata hal ini buat saya kangen suasana ngetrip berangkat dan pulang kantor. Rutinitas naik angkot, naik Transjakarta, atau naik KRL.
Dihari Minggu ini, mengisi kekosongan waktu habis cari makan, iseng saya ke stasiun terdekat, saya mau jalan-jalan aja deh.
Ilustrasi, berhubung tidak sempat mendokumentasikan apa yang terlihat selama jalan-jalan
Selama ini saya keluar kos ketika semua masih gelap, tidak banyak yang bisa dilihat, waktu kembalinya diakhir pekan pun kembali saat gelap, jadi wajar itu pun naik kendaraan pribadi, jadi tidak banyak objek yang bisa diamati.
Di sekitaran Margonda saja, saya lihat proyek pembangunan kampus Gunadarma, Margonda sudah nyaris selesai, sudah nampak bangunan uniknya yang bergaya mirip 'markas avenger'.
Kemudian saya jalan ke arah Stasiun Pondok Cina, proyek pembangunan TOD St. Pondok Cina juga sudah berjalan, nampak sudah bangunan berlantai lebih dari satu berdiri, entah rencananya mau dibuat berapa lantai.
Di komplek stasiun sendiri, posisi toilet di stasiun ini sudah berpindah. Dulunya kalau masuk stasiun dari arah Jalan Margonda, sisi kiri setelah gate dekat peron ada toilet, dekat dengan ruang petugas stasiun, sekarang posisinya dipindah di seberang peron.
Tiba di Stasiun Manggarai, saya lihat proyek perluasan bangunan stasiun pun juga sudah kelihatan, nampak sudah berdiri, walau belum selesai proyeknya. Ya mudah-mudahan, kalau sudah jadi nantinya membuat stasiun ini lebih modern.
Eh ternyata di Stasiun Manggarai ini ada outlet coffee baru, tidak tahu mulai ada sejak kapan, dulu mah gak ada ini.
Naik KRL sudah, sekarang saya mau melepas kangen naik Transjakarta dulu, bermodal Rp 3.500,- keliling area selatan saja dah. Hawa dingin AC di dalam Transjakarta itu yang ngangenin.
Jadi inget beberapa suasana, antara lain:
- Pas pulang kantor, pas lapar, perut kosong eh ini AC dinginnya ampun-ampun, bikin badan masuk angin.
- Belum lagi pas musim hujan, di luar hujan deras, AC bus Transjakarta itu sistem sentral, jadi ya gak bisa dikecilin kalau gak dari pusat, jadi mau gak mau kan ngerasain dingin kaya dikulkas. Mau minta kecilin, belum tentu yang kedinginan hanya saya, secara saya memang kurang begitu cocok dengan AC.
- Pernah juga, pulang kantor bawa makanan, bersantan kalau gak salah, makanan itu lauk daging. Saya bawa diplastik untuk lauk makan malam setelah di kos. Mungkin ya karena hawa AC dibus ini masuk ke dalam tas, membuat plastik makanan di dalam jadi anyep, akhirnya itu lauk jadi basi. Aduh, nelangsa banget, mana udah laper, pas mau makan basi. Kan males mau keluar lagi cari makan, akhirnya gak makan malam #nasib.
- Tertahan didalam bus, dengan AC dingin, pas kondisi jalanan macet total, waduh sedih rasanya kedinginan berjam-jam di dalam bus. Begitu sampai tempat tujuan, keluar bus waduh rasanya hangat luar biasa di luar.
- Pernah juga, sepanjang perjalanan apes-apes berdiri terus, gara-gara tumben banget penumpangnya penuh, sudah gitu tujuannya semua sama, kan jadinya tempat duduk kosongnya gak ada sampai akhir tujuan. Mana pas macet, berdiri sepanjang jalan, pegel, ngantuk.
- Masih banyak lagi dah suasana yang ngangenin ketika sedang ngetrip naik Transjakarta.
Jalan-jalan iseng di ibukota praktis sih, kalau hanya sekedar jalan-jalan, lihat situasi sana-sini itu praktis, karena sarana transportasinya sudah jauh lebih baik saat ini. Mungkin, jika masih jaman dulu, angkutan umumnya model kopaja/ metromini, #huh, #cuih, amit-amit dah naik kendaraan kaya begitu, mendingan keliling naik motor pribadi deh.
Segitu saja deh catatan iseng, jalan-jalan iseng pas Idul Adha 2019, berhubung gak dapat sate, jadi sekalian jalan-jalan itu nyiumin aroma bakaran daging sate. Emang si, beberapa waktu lalu sudah puas-puasin all you can eat di Kintan Buffet, tapi koq rasanya saat ini pengen 'ngedaging' lagi ya. Sabar saja, ya siapa tahu masih ada sisa daging di rumah Cirebon, jadi bisa dibuat nyate.
Baca juga: Kintan Buffet, Puri Indah Mall
Catatan ini mungkin bisa jadi yang terakhir untuk beberapa waktu ke depan, bisa saja untuk beberapa waktu nantinya saya akan melepaskan keruwetan ibukota, mengambil pilihan keriuhan kehidupan di kota kecil. Sampai jumpa dicatatan lainnya. -cpr-
Tidak ada komentar