Burung Walet (Collocalia vestita)
Burung walet, sering saya melihat burung ini terbang di angkasa, tapi saya tidak pernah melihat burung ini lebih dekat, seperti apakah rupanya, seperti burung pipit kah, burung tekukur kah? Yang jelas bulunya dominan gelap. Terbangnya juga sangat lincah, apalagi ketika bermanuver. Jarang sekali melihatnya bertengger seperti burung-burung gereja yang sering tampak melompat mencari makan di tanah.
Burung walet sangat dicari air liurnya. Sehingga banyak orang yang "menangkarkan", untuk dijebak diambil sarangnya. Berbeda dengan burung lainnya yang membuat sarang dari anyaman ranting, jerami, dan sisa-sisa tumbuhan yang ditemui. Burung walet ini menjalin sarangnya dari padatan air liurnya. Air liurnya inilah yang dicari, coba ditangkarkan untuk diambil dan dijual. Sama seperti koloni lebah yang dikumpulkan lalu diambil kumpulan nektarnya yang kita kenal sebagai madu.
Burung walet ini ternyata masih punya hubungan dekat dengan burung layang-layang dan burung kolibri. Jika burung kolibri kita banyak tahu karena sering ada foto atau video ketika burung kolibri terbang tenang saat menghisap nektar dari sekuntum bunga.
Ilustrasi: burung walet
Burung walet ini punya klasifikasi ilmiah sebagai berikut, informasi ini setidaknya membantu kita tahu mengenai hal ilmiah, apa saja itu sbb.:
- Kingdoom: Animalia
- Filum: Chordat
- Kelas: Aves
- Ordo: Apodiformes
- Famili: Apodidae
- Genus: Collocalia
- Spesies: Cillocalia vestita
Saudara lainnya dikenal dengan nama burung walet sarang putih (Aerodramus fuciphagus) atau Collocalia fuchiphaga.
Secara umum, ada dikenal beberapa jenis walet yang namanya lebih mudah dipahami kita dibandingkan nama latinnya, sbb.:
- burung walet besar,
- burung walet putih,
- burung walet sarang hitam,
- burung walet sarang lumut,
- burung walet gunung.
Secara morfologi, burung ini punya bentuk sayap fisik meruncing, berekor panjang berbelah membentuk 'V' ketika terbang, berwarna kehitaman, cenderung warna gelap untuk tubuh bagian atas dan berwarna coklat ada juga yang keputihan untuk tubuh bagian bawah.
Burung walet memiliki kaki yang pendek, sehingga kita sangat jarang menemui burung walet berjalan atau melompat seperti burung gereja misalnya. Kaki yang pendek burung walet ini memungkinkannya untuk memanjat dinding dengan posisi vertikal atau terbalik, kakinya diberi kemampuan untuk itu. Itu sebabnya sarang burung walet ini dibuat di tempat yang sulit dijangkau, jika di habitat alam liar.
Burung ini mempunyai habitat di sekitar pantai, pemukiman, menghuni gua dan ruang besar. Persebaran burung ini ada di wilayah tropis, dengan curah hujan tinggi, dan kelembaban tinggi, seperti di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja, dan Laos.
Burung walet ini tidak menyukai tinggal di dataran dengan tinggi diatas 1500 mdpl. Lokasi sarangnya dipilih tempat yang lembab sekitar 85-95%, dengan suhu ruangan 25-29 derajat celcius. Walet juga senang pada lokasi yang tenang tanpa polusi udara.
Burung walet punya kemampuan ekolokasi cukup baik. Ekolokasi yakni kemampuan mengeluarkan suara dengan frekuensi tertentu secara terputus-putus, lalu kemudian menangkap kembali pantulan suara tersebut untuk menentukan jarak dan letak sebuah benda yang memantulkannya. Cara ini mirip seperti cara kelelawar.
Sehingga untuk mencari makanan di tempat gelap bukanlah masalah buatnya. Makanannya adalah serangga atau insektivora. Burung walet mempunyai rata-rata umur 15-18 tahun
Seperti yang saya sampaikan di awal, burung ini punya kekerabatan dengan beberapa burung yang nampak serupa tapi tak sama. Selain tersebut di atas, ada burung sriti (Collocalia esculenta), burung layang-layang (swalow), burung kapinis, burung great dusky swift, biscutate swift, pallid swift.
Collocalia esculenta
Ilustrasi: Burung Layang-layang
Ilustrasi: Burung Kapinis
Ilustrasi: Biscutate Swift
Lalu apakah yang terkandung dalam liur burung walet sehingga jadi komoditas berharga mahal? Burung walet membangun sarangnya berbeda dengan burung lainnya, dia menjalin sarangnya dari padatan air liurnya sendiri. Menjijikan sih jika membayangkan kita menumpuk liur kita menjadi sebuah sarang. Air liur yang berkerak dipermukaan bantal saja lekas-lekas kita cuci karena menjijikan. Tapi lain dengan burung walet ini.
Sarang burung walet tersusun dari air liurnya yang dikenal dengan istilah saliva. Mempunyai tekstur mirip gelatin, ada yang bilang juga mirip agar-agar. Baunya seperti putih telur. Mempunyai warna keputihan, dengan corak corak ada yang keabuan, agak kehitaman juga, tergantung dari kualitas si sarang walet ini sendiri. Dalam saliva ini terkandung zat antioksidan, berbagai jenis protein (protein yang terkandung di sini merupakan protein yang mudah larut dalam air, sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh), zat besi, karbohidrat, garam organik seperti kalium, kalsium, magnesium, fosfor, natrium dan mineral lainnya, 17 asam amino, serta hormon-hormon yang bermanfaat.
Ilustrasi: Liur walet
Ilmu pengobatan China sudah mengenal khasiat dari air liur burung walet ini, sejak ratusan tahun yang lalu. Dahulu, sarang burung walet ini jadi konsumsi elit keluarga kerajaan. Untuk mendapatkannya yang tidak mudah membuat harganya jadi sangat mahal.
Sebenarnya, burung walet menciptakan sarangnya ini adalah untuk tempat dia bertelur. Burung ini sekali bertelur hanya dua butir. Air liurnya yang kemudian memadat/ mengeras inilah yang dijadikan sarangnya. Liur ini juga berfungsi merekatkan sarangnya yang dibangunnya ini ke langit-langit gua atau langit bangunan yang dijadikan tempat bersarang.
Hanya saja satu pertanyaan saya, sarang burung walet ini sering diburu, sedangkan sarang ini adalah rumah dari si burung walet untuk menetaskan telurnya dalam mengembangbiakan populasinya, lalu jika setiap sarang walet ini jadi sasaran perdagangan, bagaimana burung walet punya kesempatan untuk "berumah tangga'? Bukankan ini jadi faktor asal mula kepunahan suatu spesies? Mengembangbiakan burung walet pastinya tidaklah mudah, dengan karakteristik morfologi burung walet itu sendiri sebagai petualang sejati, terbang-terbang dan terbang.
Burung walet ini menganut prinsip monogami. Nah lho, bisa dicontoh nih prinsip keluarga dan hidup burung walet, SETIA. Tidak seperti manusia yang obral SYAHWAT, malu keq sama hewan!!! Skip, next. Jantan dan betina bertanggung jawab terhadap sarangnya. Sebelum perkawinan, walet jantan akan menampilkan pertunjukan udara untuk menarik perhatian walet betina. Perkawinan terjadi di sarang. Musim penghujan adalah waktu yang tepat untuk berkawin. Walet bertelur 1-2 butir, berwarna putih pucat dan dikeluarkan dihari berbeda.
Menjawab pertanyaan saya soal kelestarian burung walet ini ditengah perampasan hak tinggal si burung. Ternyata para pembudidaya sarang walet ini, memanfaatkan induk angkat. Kekerabatan burung walet dengan burung sriti dimanfaatkan. Burung sriti punya sarang yang tidak begitu menarik dimanfaatkan/ dijual, sehingga sarang-sarang burung sriti dimanfaatkan untuk menyelundupkan menyimpan telur-telur walet di sarang burung sriti, agar bisa ditetaskan dan dirawat oleh burung sriti. Sebenarnya suatu tindakan jahat, demi pundi-pundi uang! Memisahkan induk dan anak, dari sebuah perkawinan monogami itu jahat!
Sepertinya saya cukupkan dulu catatan saya tentang burung walet, yang mana air liurnya itu sangat dicari, sehingga membuat harganya selangit. Membudidayakannya juga tidak mudah, karena sejauh ini lebih banyak kita mengeksploitasi sarangnya saja, belum ada yang menangkarkannya untuk menjaga populasinya tetap terjaga. Sejauh ini pengusaha sarang walet masih menggunakan cara "licik", menggerakan gerakan wali asuh walet pada burung sriti, yang menurut saya sih kurang etis juga. Memang mau, kalau anak mu tanpa sepengetahuan kamu dipindahkan diasuhkan ke keluarga lain. Mau gak? Kalau gak mau ya jangan lakukan itu. Budidayakanlah dengan lebih 'manusiawi' lah. Hahaha, jadi ngelantur deh. Ya segitu dulu catatan saya, untuk informasi yang lengkapnya bisa kunjungi tautan link yang ada di bawah ini, sengaja saya sajikan sebagai sumber informasi yang saya peroleh yang kemudian saya resume di sini.
Tidak ada komentar