Breaking News

Filosofi Buah Kelapa Dengan Manusia


Sedudoshare - Buah kelapa memang terlihat biasa, namun di balik itu ia mampu memberikan sejuta manfaat bagi manusia. Mulai akar sampai ujung daunnya, tidak ada yang tidak bermanfaat. Bahkan, ulat-ulat yang selalu berdiam di batang kelapa yang sudah mati pun dimanfaatkan sebagai makanan bagi manusia.

Seperti itulah gambaran manusia yang sudah mencapai prediket terbaik. Ia selalu multimanfaat bagi manusia lain, bahkan bagi seluruh mahkluk hidup. 

Setiap pohon ada mahkotanya dan mahkota pohon adalah buahnya?kecuali pohon yang tidak berbuah. Pohon tanpa buah, maka ia akan jarang “disentuh” keberadaanya, kecuali pohon hias. Bagaikan seorang ibu tanpa anak, maka ia belum sempurna disebut sebagai seorang ibu. Tapi itu hanya sebuah adagium yang berkembang di masyarakat. Yang terpenting adalah hakikat keberadaan buah bagi pohon itu sendiri.

Buah merupakan bagian terpenting dari pohon, karena buahlah yang menjadikan pohon tersebut dihargai manusia. Sama halnya dengan ilmu bagi manusia. Orang yang berilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah. Amal perbuatanlah yang menjadikan manusia dilihat oleh Tuhan. 

Maka dari itu, sepenting apakah suatu buah dibandingkan bagian-bagian pohon lainnya? Tentu yang menjadi prioritas adalah buahnya. Karena buahlah yang paling banyak dicari dan dinanti penikmatnya. Seorang yang berilmu akan diakui dan dihargai oleh masyarakatnya jika buah ilmu tersebut sudah dirasakan oleh mereka.

Mendengar kata buah kelapa, maka akan terbayang gambaran buahnya yang berbentuk bulat, dibalut kulit sabut dan tempurung, kemudian setelah dibuka kulitnya, akan terlihat isinya yang berwarna putih dihiasi warna kecoklat-coklatan. Tidak cukup sampai di situ, di dalam buah tersebut masih ada air yang bisa dimanfaatkan. Itulah gambaran buah kelapa.

Namun, tidak hanya berhenti melihat performance buah kelapa itu saja. Kita juga harus tahu perjalanan atau proses mendapatkan buah kelapa tersebut. Setiap buah belum dikatakan nikmat jika belum dikonsumsi.

Untuk menkonsumsi buah kelapa, seseorang harus melakukan tahapan sebagai berikut; ia harus memanjat pohon tersebut, kemudian memetik buahnya, setelah itu kulitnya dibuka, baik sabut dan tempurungnya, lalu membelah isinya, barulah ia mendapatkan airnya untuk diminum. Bahkan tidak hanya sampai di situ, jika ia hendak menjadikan airnya sebagai santan, maka ia harus memarut dan memerasnya terlebih dahulu.

Belum cukup dengan itu, jika ia ingin menjadikannya sebagai pelengkap menu makanan, seperti dodol, kuah sayuran, dan lain-lain, maka ia harus meramu dan memasaknya terlebih dahulu.

Begitulah gambaran para Nabi dan para pewarisnya. Ia tidak hanya harus siap dikonsumsi, namun juga harus siap disobek kulitnya, dipecah tempurungnya, dibelah, diparut, diperas isinya, barulah akan didapat santannya.

Ia tidak hanya harus siap dimanfaatkan dan dihargai, namun juga harus siap dibuang dan diuji. Ia tidak hanya harus siap diserap ilmunya oleh orang lain, bersamaan dengan itu ia juga harus siap ditentang ilmunya. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar